Senin, 6 Maret 2023

 

Doa Pembuka Lagu Pujian

Pembacaan Firman Tuhan

Tema: “Tepat Seperti Perintah (Kejadian 6:22)

“Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya.”

Tujuan Pembacaan: Membangun sikap professional sebagai bagian dari nilai- nilai UKI dalam diri dosen dan mahasiswa.

 

f a man says he is not afraid of dying, he is either lying or he is a Gorkha,adalah salah satu pernyataan yang sangat terkenal dari Sam Hormusji Framji

"Sam Bahadur" Jamshedji Manekshaw MC (1914–2008). Sam Manekshaw adalah orang pertama dan salah satu dari dua perwira militer India yang memegang gelar tertinggi marsekal lapangan Angkatan Bersenjata India. Dia adalah kepala Staf Angkatan Darat kedelapan Angkatan Darat India. Dia adalah otak di balik kemenangan India dalam perang 1971 dengan Pakistan. Menurut Sam Manekshaw, jika seorang lelaki berkata bahwa dia tidak takut mati, maka hanya ada dua kemungkinan. Pertama, dia berdusta, atau kedua, dia adalah seorang Gurkha, sebab dia hanya orang-orang Gurkha saja yang tidak takut mati dalam berperang. Kalau dia bukan seorang Gurkha, maka lelaki itu adalah pendusta, di mata Sam Manekshaw. Tentara yang berasal dari Gurkha memang sangat terkenal sebagai tentara-tentara yang pemberani dan tidak pernah kenal menyerah hingga musuhnya atau dirinya yang mati. Orang Gurkha secara tradisional direkrut dari berbagai etnis di pegunungan Nepal. Mereka dikenal sebagai kombatan yang gigih sejak ratusan tahun silam, bahkan Inggris sangat sulit menaklukan wilayah kecil itu, setelah berhasil menguasai India. Oleh karena itu, Inggris memasukkan mereka ke dalam dinas militer dalam kesatuan khusus, Brigade Gurkha dalam Angkatan Darat Inggris Raya sejak 1815. Selain Inggris yang memiliki resimen khusus, India dan Singapura juga memiliki Brigade Gurkha. Mereka sangat profesional mengerjakan tugas mereka. Pada saat terjadi konflik antara tentara Singapora dari etnis Melayu dengan dari etnis Tionghoa, Mantan Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew bercerita bahwa “Gurkha di sisi lain, netral, selain memiliki reputasi penuh disiplin dan setia” (The Singapore Story: Memoirs of Lee Kuan Yew, 1998). "Ketika Anda tahu Anda bersama Gurkha, saya pikir tidak ada tempat yang lebih aman," kata HRH Pangeran Harry saat mengikuti tur Afghanistan, 2008.

Demikian juga tindakan yang dilakukan oleh Nuh dan keluarganya setelah mendapat perintah dari Tuhan untuk membuat sebuah bahtera atau perahu yang amat sangat besar guna dapat menampung berbagai jenis binatang selama berhari-hari, karena Tuhan hendak menghukum bumi dengan air bah yang sangat dashyat. Perintah Tuhan ini merupakan suatu yang mustahil pada masa itu, karena teknologi yang dimiliki masih amat sangat kuno, bahteranya amat besar sedangkan tenaga kerjanya sangat sedikit, pembuatan perahu dilakukan di daratan dan bukan di perairan, serta tidak pernah terjadi air bah yang mampu menutupi seluruh bumi. Oleh karena itu, pembuatan perahu besar itu teramat sangat sulit dan seringkali menjadi bahan olok-olokan dari para tetangga Nuh, yang menyaksikan proses pembuatan perahu besar di tengah-tengah daratan. Namun demikian, Alkitab mencatat bahwa Nuh tetap melakukan semua perintah Tuhan itu, tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya! Walaupun ada kesulitan, tantangan dan ancaman, Nuh mampu melakukan tugas yang diberikan Tuhan secara profesional. Tidak ada yang dikurangi, tidak ada juga ditambahkan! Seorang yang profesional akan melaksanakan kewajibannya tanpa mengeluh dan menggerutu hingga tuntas dan mencapai hasil yang terbaik, apapun hambatannya.

Bagaimana dengan kita sebagai dosen dan mahasiswa? Apakah yang sesungguhnya menjadi tugas pokok dan fungsi (TUPOKSI) dari dosen dan mahasiswa? Dosen adalah menjalankan Tridarma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan publikasi, serta pengabdian kepada masyarakat. Pada masa ini, mahasiswa tidak boleh hanya aktif dalam aspek pendidikan dan pengajaran, tetapi juga harus mulai terlibat dan dilibatkan dalam penelitian dan publikasi, serta pengabdian kepada masyarakat bersama dengan para dosen. Bila demikian, maka sudah sejauhmana kita melaksanakan TUPOKSI kita masing-masing pada setiap semester, setiap bulan dan setiap minggunya. Bila kita benar-benar profesional, maka hasilnya pasti akan terlihat dari sejumlah hasil luaran (output) dan hasil berdampak (outcome) yang kita hasilkan bagi diri kita, prodi kita dan kampus kita tercinta. Kiranya Tuhan menolong kita. (WS)

 

Doa Penutup: (Jika ada yang ingin di doakan, petugas doa dapat meminta pokok- pokok doa untuk di doakan di kelas).

 

Tuhan Yesus memberkati.

Selasa, 7 Maret 2023

Doa Pembuka Lagu Pujian

Pembacaan Firman Tuhan

Tema: Profesional (Matius 25:21)

 

“Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.”

Tujuan Pembacaan: Membangun sikap profesional sebagai bagian dari nilai- nilai UKI dalam diri dosen dan mahasiswa.

Dari  bacaan  Alkitab  diatas  kita  mendapati  kata  setia  bila  diterjemahkan dari bahasa Yunani πιστός (baca: pistos) yang artinya: Amanah, setia; orang yang menunjukkan diri setia dalam melaksanakan perintah, atau tugas resmi; Orang

yang mempertahankan imannya, layak dipercaya, dapat diandalkan. Yang menarik kata setia digunakan dalam Perjanjian Lama akar katanya adalah aman dalam Bilangan 12:7 berati “membangun, menunjang, menguatkan, didirikan secara permanen, mempercayai, benar, yakin akan sesuatu”. Dari kata aman datanglah kata emun (kesetiaan) dalam Ulangan 32:20 dan kata omenah (percaya) dalam Keluaran 18:21.

Kata setia memiliki korelasi yang kuat dengan iman yang diimplementasikan dalam perbuatan yang konsisten, tercermin dalam pikiran, perkataan dan perbuatannya sebagai sikap profesionalisme khususnya dosen dan mahasiswa selama proses pembelajaran sebagaimana Renstra UKI tahun 2019- 2024, profesional artinya menciptakan rasa puas (satisfaction) bagi orang lain, yang tercermin dalam perilaku cepat dan tepat waktu dalam memberi respon (quick respons/on time/prompt), akurat (accurate), dapat bekerjasama (cooperative/collaborative),                                  ahli                         dan kompeten (skillful/competent/knowledgeable), memberi pelayanan yang terbaik (best service), dapat dijamin (assurance), membawa terobosan-terobosan (breakthrough), dan membawa perbaikan yang terus-menerus (continuous improvement).

Dalam Matius 25:21 dikatakan: “Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.” Menurut Nico Ter Linden, seorang pekerja adalah seorang hamba yang memelihara dan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dipercayakan kepadanya. Pekerjaan adalah kekayaan yang dipercayakan Yesus kepada murid- murid-Nya. Bila tidak digunakan secara tepat, maka hanya akan menghasilkan kemiskinan. Akan tetapi bila dimanfaatkan dengan baik, akan menjadi sarana yang sangat berharga dalam berkarya di dunia. Dapat disimpulkan bahwa orang yang profesional adalah orang yang tahu menggunakan segala hal yang dipercayakan, untuk dikerjakan dan dikembangkan dengan sebaik melalui kerja sama, kerja tepat, dan kerja cepat.

Heri Kuswara mengatakan bahwa dosen dan mahasiswa yang cerdas akan menjadi seorang profesional, yang tidak hanya sekedar bekerja ataupun berwirausaha, melainkan orang yang menjalankan profesinya secara benar, sungguh-sungguh, dan sesuai etika yang berlaku pada profesinya. Orang yang profesional harus menguasai ilmu pengetahuannya secara mendalam, mampu melakukan kreativitas dan inovasi atas bidang yang digelutinya, serta selalu berpikir positif dengan menjunjung tinggi etika dan integritas profesi. Orang yang profesional harus menjalankan profesinya dengan penuh integritas, kredibilitas, dan kapabilitas yang tinggi. Seorang yang profesional, ketika bekerja tidak lagi berpikir mengenai berapa banyak keuntungan atau gaji yang diperoleh. Akan tetapi dia lebih memikirkan tentang seberapa besar kontribusi yang dapat dia berikan untuk melayani orang banyak. Keahliannya bukan semata-mata untuk mencari keuntungan pribadi, tetapi lebih banyak diabdikan untuk memberikan manfaat kepada orang lain. Dengan demikian, orang yang profesional akan selalu membuat terobosan dan perbaikan demi keuntungan dan kepentingan banyak pihak.1

 

Doa Penutup: (Jika ada yang ingin di doakan, petugas doa dapat meminta pokok- pokok doa untuk di doakan di kelas).

Tuhan Yesus Memberkati.

Rabu, 8 Maret 2023

 

 

Doa Pembuka Lagu Pujian

Pembacaan Firman Tuhan

Tema: Pemimpin Berintegritas (Lukas 4:8)

Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"

 

Tujuan Pembacaan: Membangun sikap berintegritas sebagai bagian dari nilai- nilai UKI dalam diri dosen dan mahasiswa.

Tantangan  pendidikan  dan  masa  depannya  di   era  milenial  semangkin berat. Lembaga pendidikan Kristen dituntut melahirkan pemimpin yang memiliki integritas, kompeten, dan takut akan Tuhan, karena keberhasilan atau kegagalan suatu institusi atau lembaga pendidikan (organisasi) atau gereja ditentukan oleh pemimpin. John C. Maxwell mengatakan bahwa “segala hal bangkit dan jatuh karena kepemimpinan.” Pemahaman ini menunjukkan bahwa tanggung jawab pendidik Kristen sebagai pemimpin yang berintegritas di dalam institusi-institusi atau lembaga-lembaga formal maupun non-formal merupakan tanggung jawab yang sifatnya komprehensif. Oleh sebab itu kesiapan serta kemampuan kepemimpinan yang memadai sangat diperlukan, baik pada sisi konsep maupun pada sisi teknis atau pelaksanaan tugas.1

Suatu survei di Amerika Serikat dilakukan kepada para pemimpin di negara baik lembaga pemerintah maupun di perusahaan-perusahan membuktikan bahwa “kejujuran” menempati urutan pertama sebanyak 83 % dan kompetensi menempati urutan kedua sebanyak 67 % dan seterusnya. Penekanannya adalah bahwa kejujuran/integritas seorang pemimpin memegang peranan penting. Artinya, di lembaga-lembaga, organisasi-organisasi apapun, orang akan mengikuti seseorang dan bekerja sekeras mungkin untuknya kalau mereka mengetahui bahwa pemimpinnya jujur.2

Stephen R. Covey mendefinisikan integritas sebagai hidup yang dilandasi pada prinsip (being integrated around principles). Integritas sendiri merupakan anak dari kerendahan hati (humility) dan keberanian (courage). Kerendahan hati berarti mengakui bahwa ada hukum alam atau prinsip yang mengendalikan alam semesta ini. Keberanian dibutuhkan ketika kita ingin hidup selaras dengan prinsip itu karena masih banyak norma sosial, moral, dan nilai-nilai di sekitar kita yang mengingkari prinsip tersebut. Dari integritas ini mengalir kebijaksanaan (wisdom) dan mentalitas berkelimpahan (abundance mentality).3 Hay Consultant, membagi integritas menjadi beberapa macam: misalnya 1) Terbuka dan jujur mengenai situasi pekerjaan (is open and honest about work situation), misalnya berani mengakui kesalahan yang dibuat dalam proses belajar mengajar baik dosen mau pun mahasiswa. 2) Bertindak secara konsisten dengan nilai-nilai dan keyakinan (takes actions which are consistent with values and beliefs), artinya, memberikan pelayanan yang masimal walau mengorbankan waktu dan kepentingan pribadi 3) Bertindak sesuai dengan nilai-nilai saat hal tersebut sulit dilakukan (acts on values when it is not easy to do do), misalnya berani menegur rekan kerja yang berbuat salah dalam kerjannya atau dalam proses pembelajaran 4) Bertindak berdasarkan nilai-nilai sekalipun hal tersebut mengandung biaya dan resiko yang cukup besar (takes action based on values when significant cost or risk is associated with doing so) tidak membeda- bedakan orang (pandang bulu) untuk memberikan bantuan atau teguran bedasarkan kasih.4

Jadi, esensi integritas adalah kejujuran, ketulusan, dan kesediaan memegang teguh standar moral yang tinggi. Integritas ditunjukkan oleh kesesuaian antara nilai-nilai yang dipegang dan kebiasaan kesesuaian antara perkataan dan perbuatan dan kesesuaian antara ungkapan dan perasaan. Yesus adalah Teladan Agung yang betul-betul menunjukan karakter berintegritas baik dari dalam maupun dari luar, sebagaimana cobaan yang Yesus alami dari Iblis dalam Lukas 4:8, Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" hal ini berkaitan berkaitan dengan keberadaan-Nya, kapasitas-Nya sebagai manusia yaitu, faktor jasmani, jiwa dan roh, yang teruji dihadapan Bapa-Nya di surga.

Sebagai dosen dan mahaiswa UKI harus menunjukan sikap integritas yang tinggi sebagaimana Yesus memberikan teladan kepada kita. Kita dipanggil dan ditempatkan Tuhan di lingkungan UKI untuk menunjukan kepemimpinan kita dalam kinerja akademik untuk melaksanakan tri-dharma perguruan tinggi, sebab penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi Kristen haruslah bertujuan membangun serta membentuk nilai-nilai kehidupan akademis para pendidik (dosen), peserta didik (mahasiswa), dan tenaga kependidikan (staf dan karyawan) menjadi indikator yang dapat diimplementasikan bukan hanya sekedar mendapat pengakuan dari dunia luar saja namun menjadi sebuah karakter ilmiah dan rohaniah yang berintegritas. (DRK)

 

Doa Penutup: (Jika ada yang ingin di doakan, petugas doa dapat meminta pokok- pokok doa untuk di doakan di kelas). Tuhan Yesus memberkati.

 

1 John C. Maxwell, Mengembangkan Kepemimpinan di Dalam Diri Anda (Jakarta: Binarupa Aksara, 1995), hlm ii.

2  Jakoep Ezra., Success Through Character., ANDI., Yogyakarta 2006., hlm. 70

3 Stephen R. Covey, The 8th Habit From Effectiveness to Greatnes, (New York: Free Press, 2004), hlm 297

4   IR Dhianingwulan· 2019http://repo.iain-tulungagung.ac.id/11299/5/BAB%20II.pdf

Kamis, 9 Maret 2023

Doa Pembuka Lagu Pujian

Pembacaan Firman Tuhan

Tema: Kerendahan Hati Mendahului Kehormatan (Amsal 18:12)

 

Tinggi hati itu mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan

 

Tujuan Pembacaan: Membangun sikap rendah hati sebagai bagian dari nilai-nilai UKI dalam diri dosen dan mahasiswa.

Dalam   dunia   akademis   sangat   wajar   jika   seorang   dosen   mendapatkan prestasi dalam bidangnya seperti jenjang jabatan akademik (asisten ahli, lektor, lektor kepala, dan profesor) karena ia telah melaksanakan tugas-tugas tri-dharma perguruan tingi, menulis buku, memberikan seminar dan lain sebagainya. Sebagai mahasiswa mampu melewati proses perkuliahan sehingga mencapai prestasi tertinggi (cum laude, magna cum laude, summa cum laude). Hal ini tentu yang diharapkan setiap lembaga pendidikan dan setiap insan pembelajar. Namun tidak jarang melalui prestasi seperti ini banyak yang membusungkan dada ketika mengetahui bahwa prestasi saya lebih berhasil, kemampuan saya lebih mumpuni dibandingkan orang lain, juga merasa sangat dibutuhkan dan tidak jarang memasang “tarif’ untuk balas jasa dan lain sebaginya. Rasul Paulus mengingatkan kita, “Sebab bukan orang yang memuji diri yang tahan uji, melainkan orang yang dipuji Tuhan.” (2 Korintus 10:18). Sesungguhnya sia-sia belaka jika kita meninggikan diri sendiri, dan beroleh pujian manusia, tapi hidup kita tidak berkenan di hadapan Tuhan!

Kerendahan hati merupakan karakter dalam diri seseorang dengan atribut sifat bijak seseorang yang membuat ia dapat memposisikan dirinya sama dengan orang lain, tidak merasa lebih suci, tidak merasa lebih pintar, tidak merasa lebih baik, tidak merasa lebih mahir, tidak merasa lebih hebat, dan dapat menghargai orang lain dengan tulus. Jadi karakter tersebut merupakan cerminan sifat sebagai murid Kristus, sebab Tuhan Yesus sendiri telah memberikan teladan hidup, “… yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri- Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,” (Filipi 2:6-9). Rasul Paulus mengingatkan pentingnya kerendahan hati. Kita diajar untuk menyadari bahwa untuk menjadi berguna dan berbuah kita harus mengandalkan Tuhan. Setiap umat diajak untuk meneladani Kristus yang mengosongkan diri, melepaskan identitas dan hak istimewa-Nya.

 

Timbul pertanyaan, apa indikator orang yang mempunyai kerendahan hati? Pertama, berani mengakui kesalahan. Karena takut kehilangan harga diri, maka hanya sedikit orang yang berani mengakui kesalahannya di depan sesamanya, dan di hadapan Tuhan. Mereka lebih memilih menyembunyikan kesalahannya dan berlaku munafik. “Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi.” (Amsal 28:13). Kedua. mau belajar dan diajar. Sesungguhnya proses belajar dan diajar tidak hanya melalui pendidikan formal di sekolah, tetapi juga melalui sekolah kehidupan ketika kita berinteraksi dengan sesama di mana pun berada. Proses ini tidak mengenal batasan usia dan waktu, “Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.” (Amsal 27:17). 1

Sebagai dosen dan mahasiswa hendaklah kita selalu menerapkan praktik iman dalam budaya kerja di UKI dengan selalu mengetengahkan kerendahhatian karena adalah suatu kehormatan sebagaimana firman Tuhan katakan, “Tinggi hati itu mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan” (Amsal 18:12).

 

Doa Penutup: (Jika ada yang ingin di doakan, petugas doa dapat meminta pokok- pokok doa untuk di doakan di kelas).

 

Tuhan Yesus Memberkati.

Jumat, 10 Maret 2023

 

Doa Pembuka Lagu Pujian

Pembacaan Firman Tuhan

Tema: Melakukan Pekerjaan Baik (Efesus 2:10)

 

“Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.”

Tujuan Pembacaan: Membentuk sifat berbagi dan peduli sebagai bagian dari nilai-nilai UKI dalam diri dosen dan mahasiswa.

Alkitab King James Version mencatat ada enam belas (16) ayat yang berisi frasa “good works” yaitu “perbuatan baik” atau “pekerjaan baik” menggunakan ἔργον καλός (ergon kalos) dan ἔργον ἀγαθός (ergon agathos). Yesus dan Paulus menggunakan kata kalos dan agathos untuk menyatakan baik, sedangkan  untuk   mengungkapkan pekerjaan/perbuatan menggunakan kata ergon, misalnya, kata “baik” pada Matius 5:16; Yohanes 10:32; 1 Timotius 5:10, dan lain-lain, menggunakan kata καλός (kalos) yang artinya: berharga, berguna, cocok, terpuji dan mengagumkan. Sedangkan kata “baik” pada Kisah Rasul 9:36; Roma 13:3; 1 Timotius 2:10; 2 Timotius 3:17 menggunakan kata ἀγαθός (agathos) yang artinya: bermanfaat, menyenangkan, alami. Jadi pekerjaan baik atau perbuatan baik mempunyai 2 buah pengertian yaitu: Pertama, ἔργον καλός (ergon kalos) memiliki arti: perkerjaan/perbuatan yang berharga, berguna, cocok, terpuji dan mengagumkan Kedua, ἔργον ἀγαθός (ergon agathos) yang artinya: perbuatan/pekerjaan yang bermanfaat, menyenangkan dan alami. Sebagai dosen dan mahasiswa hendaklah mengedepankan “pekerjaan baik”   yang   merupakan   suatu   tindakan   saling   memperhatikan   dalam kehidupan orang percaya. Misalnya, dosen membantu mahasiswa yang kesulitan belajar di era disrupsi serta memberikan bimbingan gratis. Mahasiswa dapat membantu rekannya yang tengah kesulitan mendapatkan buku-buku referensi. Seperti tertulis dalam Filipi 2:4, ”janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.” Yesus telah memberikan teladan kepada semua orang percaya untuk melakukan pekerjan-pekerjan baik selama hidupnya, Yesus memberikan perintah kepada murid-murid- Nya untuk berbuat baik kepada semua orang supaya orang-orang lain memuliakan Tuhan. Jadi, dari segi tinjuan teologis berbuat baik adalah sebagai pertanda sebagai milik Kristus dan berasal dari Allah (3 Yoh. 1:11), sebab dengan berbuat baik maka orang-orang lain akan memuliakan Tuhan yang ada di Sorga.

Dosen dan mahasiswa sebagai pengikut Kristus tentunya perbuatan baik menjadi sesuatu yang wajib dan membangun kehidupan bersama, dan dalam hal ini ikut bertanggung jawab untuk membangun kerukunan antar umat manusia, sehingga dengan demikian maka secara tidak langsung misi dari Yesus Kristus sudah terlaksana.1

 

Doa Penutup: (jika ada yang ingin di doakan, petugas doa meminta pokok-pokok doa untuk di doakan di kelas).

 

Tuhan Yesus Memberkati

1 Soegijono, H., & Patora, M. (2020). Perbuatan Baik dalam Penginjilan Ditinjau dari Efesus 2: 10. Voice of HAMI: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, 3(1), 39-50.