Senin, 20 Maret 2023

 

Doa Pembuka Lagu Pujian

Pembacaan Firman Tuhan

Tema: Kerendahatian memberikan kepedulian (Filipi 2:1-4)

 

Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia.

Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.

Tujuan Pembacaan: Membentuk sifat berbagi dan peduli sebagai bagian dari nilai-nilai UKI dalam diri dosen dan mahasiswa.

Salah  satu  dari   delapan  belas  nilai   pembentuk  karakter   yang  terdapat dalam Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter tahun 2011 yang diterbitkan Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pendidikan Nasional adalah sikap “peduli”. Intinya adalah adanya kesepakatan dalam sebuah diskusi yang diadakan di Kementrian Pendidikan Nasional, bahwa nilai inti (core-values) yang akan dikembangkan dalam implementasi pendidikan karakter di Indonesia yaitu cerdas, jujur, tangguh dan peduli sosial. Peduli sosial yang dimaksud merupakan suatu sikap dan tindakan untuk memperhatikan atau menghiraukan orang lain. Peduli sosial adalah sikap dan perbuatan yang selalu ingin memberi bantuan (berbagi) kepada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

Dasar Alkitab dalam iman Kristen, sikap peduli terhadap sesama terangkum dalam hukum kasih yaitu: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Mat. 22:39). Paulus, dalam tulisannya kepada jemaat Filipi juga menekankan bahwa setiap orang seharusnya tidak hanya memperhatikan kepentingannya sendiri melainkan juga kepentingan orang lain (Flp. 2:4). Peduli terhadap sesama bukan saja karena pemerintah menggalakkan pembangunan karakter, tetapi utamanya karena prinsip iman Kristen adalah mempedulikan orang lain berarti peduli dengan diri sendiri. Dari penjelasan tersebut timbul pertanyaan, bagaimana membangun sikap berbagi dan peduli? Apakah kita berbagi sebagai wujud kepedulian kita atau, kita peduli sehingga kita dapat berbagi?

 

Rasul Paulus dalam suratnya menjelaskan bahwa untuk dapat berbagi dan peduli tidak akan terwujud jika tidak diawali dengan “sehati dan sepikir” serta “rendah hati”. Istilah sehati sepikir dalam ayat ini berasal dari kata Yunani su,myucoi  (sumpsukhoi), artinya:  harmonis,  satu  pikiran  atau  satu  roh.  Lawannya adalah keegoisan. keegoisan akan lebih menguasai pikiran, dan hal itu yang terjadi terhadap Euodia dan Sintikhe. Euodia dan Sintikhe merupakan diaken dan termasuk dalam kepemimpinan jemaat. Mereka dinasihati Paulus karena terlibat dalam perselisihan yang serius sehingga dapat menimbulkan perpecahan dalam jemaat di Filipi. Kedua, rendah hati (ayat. 3-4). Dalam Filipi 2:3, istilah rendah  hati  berasal  dari  kata  Yunani  th/|  tapeinofrosu,nh|   (te  tapeinophrosune), artinya kerendahan hati, kesederhanaan. Istilah ini digunakan sebanyak tujuh kali dalam Alkitab. Paulus menggunakan istilah ini dalam kitab Filipi sebagai cara praktis untuk menasehati jemaat Filipi agar memiliki kepedulian satu dengan yang lain. Paulus menegaskan bahwa kerendahan hati setiap orang akan berdampak bagi persekutuan dan persatuan. Lawan kerendahan hati adalah kesombongan. Ketika kesombongan lebih mendominasi karakter seseorang, kecenderungan sikap adalah mementingkan diri sendiri dan keinginan selalu dipuji-puji.

Kerendahan hati   dapat   membawa   seorang   dosen   dan   mahasiswa   pada kepekaan hati, yaitu kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Mampu menyingkirkan kesombongan dan memperlakukan orang lain dengan rasa hormat dan kesopanan yang wajar. Kepekaan hati memampukan seseorang menganggap penting kepentingan orang lain dibandingkan dengan kepentingannya sendiri bedasarkan aturan firman Tuhan.1

 

Doa Penutup: (jika ada yang ingin di doakan, petugas doa meminta pokok-pokok doa untuk di doakan di kelas).

 

Tuhan Yesus Memberkati

1 Sarumaha, N., & Pasuhuk, N. D. (2020). Strategi Membangun Karakter Peduli Sesama di Kalangan Mahasiswa Teologi Berdasarkan Filipi 2: 1-8. JURNAL TERUNA BHAKTI, 2(2), 133-145.

Selasa, 21 Maret 2023

 

Doa Pembuka Lagu Pujian

Pembacaan Firman Tuhan

Tema: Berintegritas (Roma 12: 1)

 

Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati

 

Tujuan Pembacaan: Membangun sikap berintegritas sebagai bagian dari nilai-nilai UKI dalam diri dosen dan mahasiswa.

 

Tembok  Besar  Cina  merupakan  bangunan  terpanjang  yang  pernah  dibuat oleh manusia. Untuk membuat tembok raksasa ini, diperlukan waktu ratusan tahun. Tembok itu panjangnya 10.000 li atau 6.400 kilometer, tingginya 8 m dan lebar bagian bawahnya 8 m, sedangkan lebar bagian atasnya 5 m. Tembok ini dibuat dengan tujuan untuk mencegah serbuan bangsa Mongol dari utara pada masa itu. Itulah sebabnya, setiap 180-270 m dibuat semacam menara pengintai. Bagi orang-orang yang hidup pada waktu itu, tembok ini terlalu tinggi untuk dapat dipanjat, terlalu tebal untuk didobrak, dan terlalu panjang untuk dikelilingi. Itulah yang membuat orang-orang yang tinggal di sebelah dalamnya merasa sangat aman.

Namun, sepanjang sejarah, beberapa ratus tahun setelah tembok itu berdiri, orang-orang di sana telah diserang tiga kali. Ribuan musuh masuk tanpa merobohkan dan memanjat tembok. Bagaimana caranya? Mereka masuk melalui pintu utama dengan cara menyuap penjaga pintu gerbang dengan sejumlah uang dan wanita. Karena hal itu, orang sering mengatakan, “The Chinese were so busy relying upon the walls of stone that they forgot to teach integrity to their next generations.” Artinya, “Orang-orang Tionghoa pada masa itu terlalu bersandar pada kekuatan tembok yang terbuat dari batu tersebut, sehingga mereka lupa untuk mengajarkan tentang integritas kepada generasi muda mereka.”1

Dari kisah di atas, kita bisa melihat bahwa sekuat apapun tembok besar itu didirikan akan sia-sia tanpa adanya integritas para penjaga. Begitupun dengan  Universitas Kristen Indonesia (UKI). Sehebat apapun UKI membangun kualitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, memenuhi sarana dan prasarana, dan lain-lain, semua itu tidak akan berarti apa-apa tanpa adanya integritas. Pendidikan adalah usaha memanusiakan dan membudayakan manusia. Tanpa integritas, manusia dan budaya macam apa yang akan UKI hasilkan?

Di dalam Roma 12:1, Paulus memberikan nasihat “supaya kamu mempersembahkan tubuhmu“ Mempersembahkan tubuh di sini adalah penyerahan total kepada Tuhan, yaitu seluruh pikiran, perkataan, perbuatan kita, Semuanya itu menjadi kesatuan yang utuh yang dipersembahkan kepada Tuhan.

Junius mengatakan, “The integrity of men is to be measured by their conduct, not by their profesions.” Jelaslah bahwa bukan profesi kita sebagai dosen, karyawan atau mahasiswa yang menjadi ukuran dari integritas itu, tetapi perilaku kita. Perbuatan kita yang selaras dengan pikiran dan perkataan, semuanya itu biarlah menjadi persembahan kita kepada Tuhan. (PDS)

 

Doa Penutup: (Jika ada yang ingin di doakan, petugas doa dapat meminta pokok- pokok doa untuk di doakan di kelas). Tuhan Yesus memberkati.

1 Benny Solihin, Hidup Kristen yang Berintegritas, https://www.khotbahkristen.id/hidup- kristen-yang-berintegritas/ (diakses pada 11 November 2021).

Tuhan Yesus Memberkati

 
 
 

Content bahasa indonesia