Senin, 8 Mei 2023

 

 

Doa Pembuka Lagu Pujian

Pembacaan Firman Tuhan

Tema: Profesionalitas Adalah Wujud Perbuatan Manusia Unggul (Matius 25:23) “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia …”

Tujuan Pembacaan: Membangun sikap profesional sebagai bagian dari nilai-

nilai UKI dalam diri dosen dan mahasiswa.

Profesi   merupakan  jabatan   atau   pekerjaan   yang   memerlukan   keahlian khusus, tanggung jawab, dan kesetiaannya pada profesi. Kata profesi berasal dari bahasa latin proffesio yang mempunyai dua pengertian, yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Dalam arti sempit, profesi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik.1 Makna yang lebih luas dari profesi adalah jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (experties) dari para anggotanya. Artinya, ia tidak bisa dilakukan oleh sembarangan orang yang tidak dilatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu.2 Pofesionalisme itu dimulai dengan kesetiaan melakukan tanggungjawab secara baik dalam tugas-tugas yang mungkin dipandang sebagai tugas yang kecil (perkara-perkara kecil) namun tetap setia melakukan tugas tersebut secara bertanggungjawab.

Seorang Kristen yang profesional akan melaksanakan profesi atau bidang yang ditekuninya dengan baik. Ini hanya dapat dilaksanakan apabila ia memiliki komitmen yang tinggi, memahami apa yang harus dilakukan dan menguasai segala sesuatu terkait profesi tersebut. Kecintaan terhadap profesinya akan menjadi pendorong untuk terus memperlengkapi diri baik secara keilmuan maupun mengasah keterampilan agar dapat memberikan layanan terbaik kepada siapapun yang berhubungan dengan profesinya tersebut. Good’s Dictionary of Education lebih menegaskan lagi bahwa profesi itu merupakan suatu pekerjaan yang meminta persiapan spesialisasi yang relatif lama di perguruan tinggi (kepada pengembannya) dan diatur oleh suatu kode etika khusus. Jadi, dapat  disimpulkan bahwa profesi itu pada hakekatnya merupakan suatu pekerjaan tertentu yang menuntut persyaratan khusus dan istimewa sehingga meyakinkan dan memperoleh kepercayaan pihak yang memerlukannya sehingga muncul ungkapan misalnya penjahat profesional, sopir profesional, hingga tukang ojeg profesional. Dalam bahasa awam pula, seseorang disebut profesional jika cara kerjanya baik, cekatan, dan hasilnya memuaskan. Dengan hasil kerjanya itu, seseorang mendapatkan uang atau bentuk imbalan lainnya.3

Dalam Alkitab kita membaca Matius 25:23 dipaparkan tentang penilaian seorang tuan terhadap perbuatan hamba-hambanya. Hal ini kita perhatikan dalam firman Tuhan: Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia … (ay 23b). Berdasarkan pada frasa ini kita dapat menyatakan bahwa profesionalisme berhubungan erat dengan perbuatan unggul, dan perbuatan unggul berhubungan erat dengan kepribadian yang baik dan setia. Artinya tidak ada profesionalisme yang sungguh-sungguh professional yang terisah dari perbuatan unggul dan perbuatan unggul itu berasal dari pribadi-pribadi yang memiliki karaker yang baik dan setia. Bila hendak menjadi orang professional dalam bekerja maka perhatikan firman ini, yaitu setiap dosen dan mahasiswa mesti membentuk kebiasaan yang baik sampai terbentuk perbuatan-perbuatan baik dalam dirinya, bila tidak maka akan sulit mewujudkan profesionalisme dalam diri dosen dan mahasiswa, selain itu sebagai dosen dan mahasiswa mesti membentuk kepribadian yang baik dan setia. Sebagai dosen, mahasiswa dan tendik sewajarnya dapat memperlihatkan wujud profesionalitas kerja yaitu, keahlian, komitmen, dan bukan saja kepada orang banyak melainkan kepada Tuhan.

 

Doa Penutup: (Jika ada yang ingin di doakan, petugas doa dapat meminta pokok- pokok doa untuk di doakan di kelas).

 

Tuhan Yesus Memberkati.

 

1 Jamil Supriha tiningrum, “Guru Profesional (Pedoman Kerja, Kualifikasi, & Kopetensi Guru)”,45

2 Ali Mudlofir, Pendidik Profesional: Konsep, Strategi Dan Aplikasinya Dalam Peningkatan Mutu Pendidik Di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pres, 2013), 17

3 Mudhofir, A. (2012). Pendidik profesional: konsep, strategi, dan aplikasinya dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.

Selasa, 9 Mei 2023

Doa Pembuka Lagu Pujian

Pembacaan Firman Tuhan

Tema: Kerendahan Hati (I Petrus 5:5c)

 

“Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasiani orang yang rendah hati.”

Tujuan Pembacaan: Membentuk sifat kerendahan hati sebagai bagian dari nilai- nilai UKI dalam diri dosen dan mahasiswa

salah  satu  konsep yang universal dan  ada  di  berbagai  ajaran  agama  yaitu rendah hati. Kata rendah hati merupakan konsep yang mengabstraksikan perilaku setiap orang yang menempatkan dirinya dalam sifat tidak sombong atau angkuh.1 Definisi ini menegaskan bahwa orang yang rendah hati adalah orang yang membentuk sifat-sifat unggul dalam dirinya seperti tidak sombong atau tidak angkuh. Orang yang rendah hati adalah orang yang tahu diri.

Dalam situs wikipedia, kerendahan hati diartikan suatu sikap seseorang atau kelompok yang menyadari akan keterbatasan kemampuan diri, dan ketidakmampuan diri sendiri, oleh karena itu tidak angkuh dan tidak pula sombong.2

Definisi kamus dan definisi konsep yang dikemukakan dalam Wikipedia tentu tidak berbeda. Penegasannya yaitu orang yang rendah hati adalah orang yang tidak angkuh dan tidak sombong. Orang yang selalu memahami dirinya membutuhkan orang lain.

Lalu bagaimana kita memahami rendah hati dalam konteks bacaan teks renungan yaitu 1 Petrus 5:5c? Isi Teks ini menegaskan kepada kita bahwa rendah hati seyogyanya harus menjadi ciri semua orang percaya. Teks ini juga mengajarkan kepada kita bahwa rendah hati berarti ketiadaan kesombongan, kesadaran akan kelemahan diri, dan sikap mengakui peranan Allah dan orang lain atas segala keberhasilan yang telah dan sedang dicapai. Kerendahan hati sebagaimana yang disebutkan di atas, bukanlah sifat yang permanen terbentuk dalam diri kita sejak lahir, kita mesti belajar dan terus menerus belajar membentuk sifat rendah hati dalam diri kita. Dengan kata lain kita mesti belajar mengenakan kerendahan hati. Mengenakan kerendahan hati berarti berarti mengikatkan sepotong kain pada diri kita. Sepotong kain yang dimaksud disini tidak lain adalah praktik dalam zaman Perjanjian Baru, di mana para budak mengikatkan sepotong kain putih atau celemek atas pakaian mereka dengan maksud agar orang lain tahu bahwa mereka adalah budak. Dalam hal ini rasul Petrus menasihati kita untuk mengikat kain kerendahan hati pada diri supaya kita dikenal sebagai orang percaya dalam Kristus sewaktu kita bertindak rendah hati terhadap orang lain, dan menerima kasih karunia dan pertolongan Allah. 3

Ingat! orang yang sombong akan dikecewakan. Mengapa demikian? Karena barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan! (Matius 23:12). Oleh karena itu janganlah berada dalam kesombongan karena mereka yang sombong akan jatuh. Firman Tuhan menegaskan: siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati- hatilah supaya ia jangan jatuh! (1 Korintus 10:12).

Berdasarkan firman Tuhan yang mengajarkan kepada kita tentang kerendahan hati maka dosen dan para mahasiswa UKI mesti terus berjuang untuk membentuk sifat-sifat terbaik dalam diri sebagai warga dari UKI yang mengusung nilai rendah hati. Dosen UKI adalah dosen yang menganggap orang lain penting. Dosen yang tahu dirinya. Apapun kelebihan yang ada padanya tetap masih ada kekurangan dalam dirinya. Oleh karena it uterus menerus berjuang untuk rendah hati. Rendah hati dalam hubungan dengan sesama dosen dan rendah hati dalam hubungan dengan mahasiswa. Demikian pula mahasiswa, para mahasiswa mesti terus menerus belajar rendah hati. Rendah hati tidak terjadi secara otomatis dalam diri. Rendah hati akan terjadi dalam diri mahasiswa bila mahasiswa terus menerus menerapkan sifat tidak sombong sebagai mahasiswa di atara mahasiswa yang lain, tidak merendahkan dosennya yang sedang mengajar. Rendah hati dapat terbentuk dalam diri mahasiswa melalui proses- proses kehidupan sebagai mahasiswa. Misalnya kekurangan-kekurangan yang mahasiswa alami dalam kuliah dan lain sebagainya, semuanya akan membentuk sikap rendah hati. (YM)

 

Doa Penutup: (Jika ada yang ingin di doakan, petugas doa dapat meminta pokok- pokok doa untuk di doakan di kelas).

 

 

Tuhan Yesus Memberkati.

1 https://kbbi.web.id/rendah (Diakses 29 November 2021)

2 Kerendahan Hati. Tersedia di https://id.wikipedia.org/wiki/Kerendahan_hati (Diakses

3 https://alkitab.sabda.org/commentary.php?passage=1Ptr%205:1-11

Rabu, 10 Mei 2023

 

Doa Pembuka Lagu Pujian

Pembacaan Firman Tuhan

Tema: Sikap Profesional (Matius 25:21)

 

Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu

 

Tujuan     Pembacaan:     Membentuk     sifat-profesional     sebagai    bagian     dari nilai-nilai UKI dalam diri dosen dan mahasiswa.

D alam tulisannya David H. Maister mengatakan bahwa tenaga profesional adalah orang-orang yang diandalkan dan dipercaya kompeten, memiliki kecakapan (skil), memiliki wawasan keilmuan, bertanggung jawab, tekun, antusias, disiplin, dan serius dalam menjalankan tugas pekerjaannya.1 Artinya, seseorang yang profesional dalam tugas kerjanya tercermin dalam perilaku, cara, dan kualitas menjadi ciri profesi yang dikerjakan.

Profesionalisme sangat ditentukan oleh tingkat kemampuan kerja yang tercemin melalui prilakunya sehari-hari baik dalam pikiran, perkataan dan praktik kerja seseorang.. Tingkat kemampuan yang tinggi akan lebih cepat mengarah kepada pencapaian tujuan organisasi yang telah direncakan sebelumnya, sebaliknya apabila tingkat kemampuan kerja rendah kecenderungan tujuan organisasi yang akan dicapai akan lambat bahkan menyimpang dari rencana semula.

Kemampuan kerja menunjukkan potensi untuk melaksanakan tugas atau apa yang dapat dilakukan seseorang bukan apa yang telah dikerjakan seseorang. Dalam Matius 25:21 dikatakan: “Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.” Menurut Nico Ter Linden, seorang pekerja adalah seorang hamba yang memelihara dan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dipercayakan kepadanya. Pekerjaan adalah kekayaan yang dipercayakan Yesus kepada murid-murid-Nya. Bila tidak digunakan secara tepat, maka hanya akan menghasilkan kemiskinan. Akan tetapi bila dimanfaatkan dengan baik, akan menjadi sarana yang sangat berharga dalam berkarya di dunia. Dapat disimpulkan bahwa orang yang profesional adalah orang yang tahu menggunakan segala hal yang dipercayakan, untuk dikerjakan dan dikembangkan dengan sebaik melalui kerja sama, kerja tepat, dan kerja cepat.

 

 

Doa Penutup: (jika ada yang ingin di doakan, petugas doa meminta pokok-pokok doa untuk di doakan di kelas).

 

1 Maister, David H, True Profesionalisme, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama,1998

Tuhan Memberkati