Senin, 29 Mei 2023

 

Doa Pembuka

Lagu Pujian

Pembacaan Firman Tuhan

Tema: Berani Bertanggung Jawab (Yunus 1:1-15)

Tujuan  Pembacaan: Membentuk sifat bertanggungjawab sebagai bagian dari nilai-nilai UKI dalam diri dosen dan mahasiswa

 

Sahutnya kepada mereka: “Angkatlah aku, campakkanlah aku ke dalam laut, maka laut akan menjadi reda dan tidak menyerang kamu lagi. Sebab aku tahu, bahwa karena akulah badai besar ini menyerang kamu.” (Yun. 1:12)

 

Bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai wujud dari kesadaran akan kewajibannya. 

Kisah Yunus sungguh menggelitik. Berbeda dari Musa yang meragukan panggilan Tuhan, Yunus malah berani melarikan diri dari panggilan Tuhan. Musa melewati laut, berjalan di tanah yang kering; Yunus melewati laut, terkurung di dalam perut ikan besar. Musa berseru agar Tuhan mengurungkan niat-Nya memusnahkan bangsa Israel; Yunus bersungut-sungut ketika Tuhan mengurungkan niat-Nya memusnahkan penduduk kota Niniwe.

Sekilas tidak ada hal yang membanggakan dari diri Yunus, tapi sebenarnya ada hal yang luar biasa pada nabi yang satu ini. Dalam perjalanannya ke Tarsis, menjauh dari hadapan Tuhan, Tuhan menurunkan angin ribut dan badai besar sehingga kapal yang Yunus tumpangi nyaris hancur (ay. 4).

Di tengah kepanikan yang luar biasa, ia berkata, “Akulah alasan mengapa badai ini terjadi. Campakkanlah aku ke dalam laut, supaya badai menjadi reda” (ay. 12). Tidak ada jaminan bahwa ia akan selamat jika dicampakkan ke dalam laut. Tetapi, Yunus berani bertanggung jawab atas perbuatannya. Sekalipun ia harus bertaruh nyawa. Luar biasa, bukan? 

Apakah kita bertanggung jawab atas perbuatan kita? Sayangnya, tidak setiap orang memiliki sikap positif ini. Ada orang yang melupakan, bahkan melarikan diri dari tanggungjawabnya. Sebagai orang pilihan-Nya, kita dapat belajar untuk berani bertanggung jawab. Sikap ini sangat penting. Lebih dari sekadar untuk membangun reputasi pribadi, sikap berani bertanggung jawab harus kita miliki untuk memuliakan Tuhan yang kita sembah.

 

Tuhan selalu bertanggung jawab atas hidup anda.

Apakah anda menjalani hidup ini dengan penuh tanggung jawab?

 

 

Doa Penutup: (jika ada yang ingin di doakan, petugas doa meminta pokok-pokok doa untuk di doakan di kelas)

 

Tuhan Memberkati

Selasa, 30 Mei 2023

 

 

Doa Pembuka Lagu Pujian

Pembacaan Firman Tuhan

Tema: Rendah Hati (Philippians 2: 6 – 11)

 

Tujuan Pembacaan: Membangun sikap rendah hati sebagai bagian dari nilai-nilai UKI dalam diri dosen dan mahasiswa.

 

Kerendahaan hati yaitu sikap dan perilaku kehidupan sehari – hari. Alkitab mengajarkan banyak nilai – nilai kehidupan, tetapi Alkitab selalu menekankan bahwa kita harus hidup memiliki kerendahan hati, karena Tuhan Yesus sendiri harus menundukan diri-Nya terhadap misi Allah Bapa. Dalam Philip. 2: 6 -11, Yesus dengan kerendahaan hati menunjukan bahwa Ia menurut apa yang diminta oleh Bapa untuk datang ke dunia dan memberikan diri-Nya untuk di Salib. Ia tidak menyangkal permintaan Bapa, tetapi menjalankannya. Oleh karena itu, sikap dan perilaku kerendahaan hati hendak dimiliki oleh pengikut Kristus untuk menyatakan dalam dua hal, yaitu tunduk dan menerima.

 

Sikap dan perilaku tunduk merupakan hal yang sulit bagi manusia. Manusia lebih mudah memberontak daripada tunduk atas perintah maupun permohonan. Sifat manusia tidak mau tunduk ketika ia merasa tidak bersalah. Manusia selalu melawan kehendak walaupun ia benar dalam tindakan. Sifat ini yang ingin ditunjukan oleh Kristus sebagai perlawanan dalam kerendahan hati. Kristus yang memiliki kemampuan untuk meniadakan sesuatu, tetapi Ia tunjukan dengan sikap dan perilaku tunduk kepada semua perintah Bapa. Dalam dogma Kristen tentang Trinitas, bahwa ketiga yang Esa memiliki kedudukan, kemampuan serta kuasa yang sama, tetapi Kristus menunjukan tunduk kepada perintah Bapa. Sikap dan perilaku tunduk ini yang ingin diajarkan oleh Institusi pendidikan Kristiani bahwa tunduk terhadap perintah daripada ego. Oleh karena itu, kerendahaan hati membuktikan sikap dan perilaku tunduk sehingga nilai Kristiani sebagai pengikut Yesus yaitu menunjukan manusia mampu untuk mematikan ego demi sebuah karya besar dalam penyelamatan manusia.

 

Hal yang kedua yaitu sikap dan perlaku menerima. Hal ini juga sulit dilakukan oleh manusia untuk menerima apa adanya. Dalam hal menerima, manusia tidak mampu untuk memiliki sikap dan perilaku tersebut. Hal tersebut dikarenakan, manusia lebih senang untuk membuat keputusan. Manusia tidak suka menerima hal yang buruk dan lebih senang menerima yang baik. Namun, menerima hal yang baik dan buruk merupakan jalan daripada kehidupan. Mengikut Tuhan tidak selalu menerima yang baik, tetapi juga harus yang buruk. Konsep menerima ini sulit bagi manusia untuk diterima dalam akal budinya. Oleh karena itu, manusia harus siap menerima yang baik dan buruk. Menerima yang buruk lebih banyak dan menyakitkan ketika menerima yang baik. Inilah pendidikan yang dilakukan oleh Kristus dalam kerendahan hati. Konsep kerendahan hati selalu mengajarkan untuk menerima dalam segala hal, baik buruk maupun senang. Institusi pendidikan mengajarkan untuk menerima dalam segala hal dan harus siap dalam segala keadaan. Pendidikan bukan hanya membuat orang pintar, tetapi membuat orang bijak untuk menerima.

 

Konsep kerendahan hati adalah sikap dan perilaku untuk tunduk dan menerima. Tunduk dan menerima memberikan pelajaran bagi pengikut Kristus untuk memahami bahwa pendidikan karakter lebih penting daripada pendidikan kognitif. Manusia lebih bijak dan lebih menikmati hidup ketika mereka mampu untuk menunjukan kerendahaan hati melalui tindakan tunduk dan menerima.

 

 

 

Tuhan Yesus Memberkati.

Kamis, 02 Februari 2023

 

Doa Pembuka Lagu Pujian

Pembacaan Firman Tuhan

Tema: Sharing & Caring (Matius 14: 19-21)

 

Tujuan Pembacaan: Membentuk sifat berintegritas sebagai bagian dari nilai- nilai UKI dalam diri dosen dan mahasiswa.

 

Anak saya, Alesha, diperkenalkan tentang Tuhan sejak dia mulai berumur 1 tahun. Kami membawa Alesha ke Sekolah Minggu dan aktif setiap minggu di sekolah minggu. Sekolah Minggu selalu memberikan point kepada anak – anak yang datang dan point tersebut dikumpulan dalam 1 tahun. Lalu point tersebut dapat ditukarkan dengan barang kesukaan yang ditawarkan oleh Gereja atau ditukar dengan voucher Gramedia. Saat Alesha berumur 12 tahun, Ia memiliki sejumlah point yang cukup banyak dan pada akhir tahun Ia akan menukar point tersebut. Tanpa campur tangan dari kami sebagai orang tua, Alesha memutuskan ¾ point diberikan kepada Panti Asuhan dan ¼ Alesha pakai untuk membeli buku di Gramedia. Ketika Ia menceritakan kepada kami bahwa Ia memberikan ¾ point kepada Panti Asuhan membuat kami terkejut. Kami percaya bahwa Alesha memiliki sikap sharing dan caring kepada orang – orang yang tidak memiliki kemampuan yang sama seperti dirinya. Contoh ini memberikan kepada kita untuk belajar bagaimana sikap sharing dan caring dilakukan oleh seorang anak yang berumur 12 tahun yang ditanamkan melalui Firman Tuhan di sekolah minggu.

 

Sikap sharing dan caring merupakan sikap orang Kristen untuk melihat dan memandang sekitar kita. Banyak hal yang kita lihat dalam hidup saat orang – orang disekitar kita memerlukan kebutuhan. Mereka dalam keadaan kekurangan bahkan mereka tidak memiliki apa yang harus digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Oleh karena itu, sikap orang Kristen untuk membantu mereka melalui sharing dan caring. Berbagi kepada orang – orang yang membutuhkan adalah sikap Kristus untuk membantu manusia yang berdosa. Manusia berdosa tidak mampu bangkit atas dosanya, tetapi mereka memerlukan karya Tuhan untuk menyelamatkannya. Allah berbagi kepada manusia untuk menyelamatkan mereka, sehingga manusia mampu melanjutkan hidupnya. Konsep berbagi selalu memiliki sikap perhatikan kepada orang yang membutuhkan. Allah memperhatikan manusia yang berdosa, maka Allah datang untuk menyelamatkan hidup manusia. Sikap berbagi dan perhatian adalah kesatuan sikap orang Kristen untuk berbagi dan memperhatikann sekitarnya.

 

Yesus dalam Injil Matius menunjukan bahwa Yesus memperhatikan orang yang disekeliling dengan rasa lapar. Yesus tergerak melalui sikap sharing dan caring. Ia bertanya kepada murid-Nya ada berapa banyak roti dan ikan. Dengan keajaiban Yesus mampu membuat semua orang kenyang bahkan lebih dari apa yang diperlukan. Yesus menunjukan bahwa Tuhan memiliki sikap sharing dan caring untuk membantu orang – orang yang membutuhkan. Kristus melalui kasih-Nya memberikan contoh kepada kita bagaimana bersikap untuk berbagi dan memperhatikan orang – orang di sekitar. Oleh karena itu, kita sebagai pengikut Kristus melalui pendidikan yang kita alami hari ini memberikan kesempatan untuk kita agar berbagi dan memperhatikan orang – orang disekitar. Berbagi dan memperhatikan orang lain merupakan karakter sebagai orang yang menerapkan Firman Tuhan.

 

Tuhan Memberkati